US Open bukan hanya salah satu ajang olahraga terbesar di Amerika Serikat — ini juga merupakan salah satu turnamen tenis paling bergengsi dan bersejarah di dunia. Sebagai Grand Slam terakhir dalam kalender tenis, US Open telah menyaksikan generasi demi generasi pemain legendaris, pertandingan ikonik, dan momen-momen tak terlupakan dalam perjalanannya dari lapangan rumput menuju kejayaan lapangan keras. Dengan mendekatnya US Open 2025, inilah saat yang tepat untuk melihat kembali sejarah kaya dari turnamen ternama ini.
Asal-usul US Open dimulai pada tahun 1881, ketika ajang tunggal putra pertama diadakan di Newport Casino di Rhode Island. Saat itu, turnamen ini dikenal dengan nama Kejuaraan Nasional AS dan hanya terbuka untuk anggota Asosiasi Tenis Lapangan Nasional Amerika Serikat. Selama beberapa dekade, turnamen ini berkembang dengan menambahkan kategori tunggal putri, ganda putra dan putri, serta ganda campuran, sehingga menjadi kejuaraan tenis utama di Amerika.
Pada tahun 1968, dimulailah era baru. Turnamen ini secara resmi menjadi US Open dan untuk pertama kalinya terbuka bagi pemain profesional. Inilah awal dari Era Terbuka dalam tenis, yang memungkinkan amatir dan profesional bersaing bersama. Tahun itu, Arthur Ashe mencetak sejarah dengan memenangkan gelar tunggal putra pertama di Era Terbuka — sebuah momen yang tidak hanya mendefinisikan turnamen ini, tetapi juga sejarah tenis secara keseluruhan.
Selama bertahun-tahun, US Open dimainkan di lapangan rumput di Forest Hills, Queens. Pada tahun 1975, turnamen ini sempat beralih ke lapangan tanah liat sebelum akhirnya pindah secara permanen ke lapangan keras pada tahun 1978, ketika dipindahkan ke tempatnya yang sekarang: USTA Billie Jean King National Tennis Center di Flushing Meadows, New York. Permukaan lapangan keras memberikan identitas khas pada turnamen ini, dengan gaya permainan berbasis baseline yang kuat dan reli cepat yang menghibur penonton.
Pusat dari US Open saat ini adalah Stadion Arthur Ashe, dinamai dari legenda tenis Amerika yang meninggalkan warisan besar di dalam dan di luar lapangan. Dengan kapasitas lebih dari 23.000 penonton, ini adalah stadion tenis terbesar di dunia dan simbol pertumbuhan turnamen ini menjadi ajang global.
Selama bertahun-tahun, US Open telah menjadi panggung bagi juara-juara legendaris dalam sejarah tenis. Di kategori putra, nama-nama seperti Jimmy Connors, Pete Sampras, Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic pernah mengangkat trofi di New York. Di kategori putri, bintang-bintang seperti Chris Evert, Serena Williams, Steffi Graf, Martina Navratilova, dan baru-baru ini Iga Swiatek serta Coco Gauff telah mencatatkan sejarah di Flushing Meadows.
Yang membedakan US Open dari turnamen Grand Slam lainnya adalah energi dan atmosfernya. Turnamen ini dikenal dengan penonton New York yang lantang dan penuh semangat, pertandingan malam yang mendebarkan di bawah lampu, dan jadwal yang menyajikan pertandingan penuh ketegangan sejak putaran pertama. Inovasi seperti tiebreaker, pemanggilan garis elektronik, dan atap yang dapat ditarik juga membuat US Open tetap menjadi pelopor dalam tenis.
Menjelang US Open 2025, para penggemar dapat menantikan babak baru yang akan ditambahkan ke dalam sejarah turnamen ini. Dengan pemain-pemain seperti Carlos Alcaraz, Daniil Medvedev, Aryna Sabalenka, Elena Rybakina, dan banyak bintang lainnya yang siap bertanding, warisan turnamen ini terus berkembang. Dari awalnya sebagai kompetisi nasional di lapangan rumput hingga menjadi tontonan lapangan keras di panggung dunia, US Open tetap menjadi simbol keunggulan, ketangguhan, dan semangat persaingan.
Baik Anda penggemar lama maupun baru dalam dunia tenis, memahami sejarah US Open akan menambah makna dan penghargaan terhadap setiap pertandingan yang dimainkan. Masa lalu, masa kini, dan masa depan tenis semuanya bertemu di satu tempat — Flushing Meadows.